MENGUAK KISAH MISTERI MAKAM RAJA TAN TIMBUL PASEBAN
SAMBAS dahulunya memang pusat keraan tua.
Banyak peninggalan Sejarah yang belum terungkap.
Padahal Sambas pada waktunya dahulu pernah eksis menjadi pusat keraan yang disegani.
Kerajaan Sambas dahulu masih bersifat tradisional.
Ada Kerajaan Nek Riuh dari penguasa Banua Bantanan Suku Dayak di sekitar Gunung Senujuh, dan Kerajaan Melayu Sekitar Paloh dan galing.
Kerajaan Yang kita bahas kali ini adalah Kerajaan Timbung Paseban atau bergelar Ratu Tatah Tawang.
Sang Raja adalah abang dari Ratu Sepudak yang kita kenal.
Penemuan Makam yang terbilang misterius ini cukup mengeherankan kita.
Yang mana makam ini sangat mirip dengan makam dari Kerajaan Samudera Pasai Aceh.
Diperkirakan masa pembuatan nisan ini adalah sekitar abad ke 13 sampai denga bad ke 15 M.
Penemuan makam beberapa tahun yang lalu itu terletak di sebuah desa Tri Kembang Dusun Sagang Kecamatan Galing. Keberadaan dan mengenai kisah keterangan hal ihwal makam masih misteri dan perlu penelitian keterangan lanjut.
Kenampakan makam ini menunjukkan adanya nuansa corak perkembangan atau pengaruh agama Islam.
Dan memungkinkan Penguasa atau Raja ini memeluk agama Islam.
Namun yang kita bahas disini adalah siapa Timbung Paseban ini? Yuk kit acari tahu.
Dikisahkan Kerajaan Pertama dipimpin oleh Tan Sumur yang bergelar Ratu Kusumaningrat(Said Alibi), yang kedua adalah Tan Gipang bergelar Ratu Gipang(Said Qalbi), yang ketiga adalah Tan Penimbul bergelar Pangeran Temenggung Sari Maha Raja.
Tan Sumur(Ratu Kusuma Ningrat) menjadi raja di Sabung sekitar Segerunding.
Dan dilanjutkan menantunya Tan Gipang(Ratu Gipang) menjadi Raja Sabung II bergelar Said Qalbi. Lalu Raja ke tiga yang melanjutkan pemerintahan adalah anak Ratu Gipang yang bernama Tan Penimbul(Pangeran Temenggung Sari Maha Raja) dengan pusat pemerintahan kerajaannya di Paloh. Daerah Paloh ini berada di sekitar Tanjung Belembeng, yaitu kawanasan yang berada ditengah atau antara Pantai Selimpai dan Pulau Haji Sani.
Karena abrasi, tersisa Pulau Haji Sani dan sisa tanjung yaitu Pantai Selimpai.
Dari masa pemerintahan ini, Pangeran Temenggung Sari Maha Raja memindahkan pusat pemerintahannya ke Negeri Paloh.
Ia mempunyai dua anak yaitu Tan Timbung Paseban dan Tan Janur(Tan Sepudak).
Nantinya pemerintahan terus dilanjutkan oleh anak tertuanya Tan Timbul Paseban atau bergelar Ratu Timbung Paseban.
Ia memindahkan pusat pemerintahannya ke Galing dibantu oleh pengawal setianya yang bernama Tan Nabya.
Daerah ini dahulunya berpusat di sekitar Sungai Bantanan dan sekitar daerah Kembayat, hingga kerajaanya bernama Kerajaan Kembayat Sri Negara sekitar tahun 1550 M.
Sekedar info bahwa dahulunya negeri ini terbagi dari tiga negeri yaitu Negeri Sagang, negeri Tamang Sagang, dan Negeri Kembayat. Masing-masing negeri ini diduduki oleh Dato’ Petinggi atau Puak atau Panglima adat. Karena wilayah Istana pemerintahan di Negeri Kembayat(Kambayat), maka disebutlah Kerajaan Kembayat Sri Negara.
Kita mengenal daerah Kembayat yaitu daerah jalan tembusan baru menuju Teluk keramat.
Di bawahnya mengalir Sungai yang kita lewati yaitu Sungai Bantanan.
Nah di situlah dahulunya Pusat pemerintahan Yang Mulia Tan Timbung Paseban(Tan Abu Bakar) bergelar Ratu Timbung Paseban.
Yang Mulia Tan Timbung Paseban menjalankan pemerintahan sangat adil dan sangat disegani Kerajaan luar.
Terutamanya pihak Belanda yang sudah mulai mempengaruhi Kerajaan Nusantara kala itu.
Dan nantinya ia digantikan oleh adiknya Ratu Sepudak dan dipindahkanlah pusat Kerajaan lagi ke daerah berseberangan sekitar Kote Lama Galing.
Hingga Kerajaan Ratu Sepudak kita kenal dengan sebutan Kerajaan Kote’ Lama.
Bila di urutkan para penguasa Kerajaan Sambas kala itu hingga Ratu Timbung Paseban adalah sebagai berikut:
(1) Tan Sumur(Ratu Kusuma Ningrat).
(2) Tan Gipang(Ratu Gipang).
(3) Tan Penimbul(Pangeran Temenggung Sari Maha Raja).
(4) Tan Timbung Paseban(Ratu Timbung Paseban).
(5) Tan Janur(Ratu Sepudak).
Hingga nantinya Raja silih berganti dari keturunan mereka.
(6) Tan Anom(Ratu Anom Kusuma Yudha bin Tan Timbul Paseban) kerajan Bandir pindah ke Selakau I.
(7) Tan Bekut(Panembahan Ratu Bekut) dengan Kerajaan Kote’ Balai Pinang II Selakau .
(8) Tan Dungun (Panebahan Ratu Dungun) dengan Kerajaan Kote’Balai Pinang III Selakau.
Kebenaran kesah ini adalah datangnya dari Allah, dan yang kehilafan datangnya datang dari manusia. Marilah kita menjaga dan melestarikan Sejarah negeri sendiri. Dan bersama-sama kita menggali serta menguak Sejarah negeri Sambas. Agar generasi muda memahami kisah atau “Kesah” sejaran di bumi Sambas. Penulis “Neaki” ni Cuma berkesah dan bercerite’ mari baerbagi. Mun neaki banyak salah, bolehlah kita berbagi kesah agar kaya literasi dan nuansa kebenaran kesah ini. Minggu, 9 JUNI 2024. Guntur, S. Pd.SD
Komentar
Posting Komentar