SAMBAS NEGERI KOSMOPOLITAN
SAMBAS – Serambi Mekah adalah gelaran bagi negeri kita tercinta Sambas. Sejak dahulu ia sudah menyandang negeri yang mengagungkan. Negeri Bertuah dan berkah. Negerinya ulama zamannya. Pantaslah sandaran itu bagi negri Sambas kala itu. Banyaknya pedagang dari berbagai negeri singgah dan menetap di Sambas. Ada yang menetap dan menjadi ulama atau guru di Sambas da nada pula yang hanya singgah berdagang dan berguru kepada alim ulamanya Sambas. Kamis, (20/10/2022).N
Neaki tok nak bekesah sikkit, mun banyak yang beda tolong kita same-same meluruskan. Neaki jak ingin berbagi pengetahuan walau satu ayat. Mudahan berkah dan menjadi ladang amal aaamiin.
Kesahnye’……
Negeri Kosmopolitan, sandaran modern bagi Sambas setelah seminar Budaya Kabupaten Sambas yang mengusung tema “Negeri Serambi Mekah: Kajian Ulang Sambas Sebgai Kota Kosmopolitan”, merupakan gelaran baru namun memang benar adanya. Sambas semenjak dahulu sudah terkenal dan dikenal kerajaan luar. Kosmos berarti Dunia, dan Politan berarti mempunyai wawasan luas, dan berarti cosmopolitan dapat juga kita artikan Suatu negeri yang terkenal luas sampai berbagai wilayah bagian dunia. Ini berarti Negeri Sambas sudah terkenal hingga ke luar negeri.
Hingga sandaran atau gelar nama Sambas saat itu adalah Serambi Mekah atau negeri Ulama kedua yang dijadikan tempat menggali ilmu pengetahuan setelah Mekah.
Semenjak dahulu Sambas dikenal dengan kerajaan Islam. Nmaun belum semuanya penduduk yang memeluk Islam. Ini terbukti denganadanya makam berbentuk Semen dan batu bertuliskan kalimah atau kaligrafi khas dari Samudra Pasai. Uray Reza Fahmi meneuturkan bahwa sekitar abad ke -13, 14 atau 15. Bangsawan raja yang menyebarkan Islam sudah berkuasa atau memimpin kerajaan Sambas kala itu. Identitas Islam semenjak itu diketahui dari ditemukannaya makam Ratu Timbang Paseban Raja Sambas di kota lama sebelum Ratu Sepudak. Ia adalah abang kandung Ratu Sepudak. Dan banyak lagi bukti sejarah yang menyatakan Islam sudah memerintah atau berkuasa di Sambas ketika ditemukannya banyaj nisan makam sekitar pemakan Segerunding yaitu makam kerabat Ratu Sumur atau Tan Sumur Raja Sambas terdahulu. Nisan bercorak BUQOR adalah lambang dari kerajaan Samudra Pasai yang terkenalk sayt itu. Para pemahatnya handal, dan tak heran negeri Sambas yang kala itu sudah dikenal dan saling adanya hubungan dagang memesan batu nisan yang berlafaskan kalimatullah dan bertanda Buraq. Yang berarti kala itu Islam sudah mendunia dan sampai ke Negeri Sambas dan Sambas menjadi tempat peradaban dunia juda. Pelayar Arab, Cina, Thailand, Filifina, Ingris, Belanda, Spanyol, dan Portugis telahpun berlalu lalang ke negeri Sambas.
Kala itu Sambas terkenal dengan Tambang Emasnya, Kayu, Rotan, Damar, Hasil Cendana, kemenyan, lada, cengkeh, dan bidara putih atau Pasak Bumi(Dari buduk Rantak, Sempadang Selakau Timur). Negeri Sambas juga terkenal dengan angkatan lautnya, dan pengamanan yang dapat diacungi jempol. Semenjak pemerintahan kerajaan Sambas Tua zaman kerajaan Tan hingga Kesultanan Sambas sekarang ini. Semenjak Kerajaan Tan yang dipimpin oleh Ratu Tan Sumur(1257-1309 M) negeri Sambas juga terkenal dengan prajurit tangguhnya yang dipimpin dan digembleng oleh Tan Sumur bersma putrinya dan Tan Nabya kepercayaannya. Hingga dibentuk semacam padepokan atau dikenal dikalangan orang tua-tua Sambas dengan nama Bantilan. Bantilan adalah tempat belajar ilmu agama dan menimmba ilmu kebatinan. Yang mana lulusan dari Bantilan dapat mengabdi kepada raja dan mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan orang banyak. Hingga pada akhir pemerintah Ratu ANom maka pemerintahan di serahkan kepada Raden Sulaiman dan bergelarlah ia Sultan Muhammad Syafiuddin I, mengikuti gelar pamannya di Sukdana sebelah ibunya Ratu Surya Kusuma yang menikah dengan Raje Tengah ayahndanya. Juga ada hubungan negeri Berunai, Serawak, Sulu dan Malaysia dapat kita lihat dari adanya hubungan persaudaraan atau adik- beradik Anak dari Sultan Muhammad Hasan Berunai yaitu:
1) Sultan Jalilul Akbar, Sultan Berunai ke-10( 1598-1659 M)
2) Raja Tengah bergelar Sultan Ibrahim Ali Oemar Shah(Sultan Serawak(1599 M)
3) Raja Muhammad Ali,Sultan ke-12 Berunai (1660- 1661 M)
4) Pangeran digadong Besar
5) Sultan Bongsu , Sultan di Sulu Filifina bergelar Paduka Maulana Sri Sultan Maha Muwali Al Wasit Shah
6) Pangeran Shahbandar Maharaja Laila
7) Pangeran Paduka Tuan Haji Matserudin
8) Pangeran Ahmad
(makalah Uray Reza Fahmi, Selayang Pandang Kerajaan Islam Sambas, 2022)
Negeri Sambas aman dan damai. Negeri Sambas dikenal pula denganangkatan perang yang tangguh berkat adanya diplomasi dengan kerajaan luar yang notabennya satu keluarga. Sambas mengadakan kerjasama dengan kerajaan Sukadana pernikhan Raja Tengah dengan Putri Surya Kusuma, adanya hubungan keluarga dengan berunai, dan adanya hubungan pernikahan dari Negeri Luwu adik sultan Memopawah( Opu Daeng Manambon), yaitu Opu Daeng Kemasih yang menikah denga Putri Tengah binti Raden Bima adik Sultan Umar Akamuddin I(1708-1732 M) sultan ke 3. Ia diberi gelar Pangeran Mangkubumi Sambas. Hingga negeri sambas ulung dalam angkatan lautnya. Negeri Sambas terkenal hingga pada masa Pangeran Anom yang merupakan Panglima perang Sambas yang ulung dan dielu-elukan kala itu.
Mun dah bekesah tok Neaki jadi daan bise’ beranti….eh….lanjut yang inti ajaklah…
Hubungan
Lanjut cerita negeri Sambas banyak ulama atau di sebut waktu itu Serambi Mekah adalah tempat berfaham dan belajar ilmu agama kalangan pendatang dari brrbagai negeri. Banyak ulamanya semenjak pemerintahan Ratu Sumur( Pangeran Ratu Kasuma Ningrat), Ratu Gipang, telah datang ulama dan alim yang menjadi mufti kerajaan terbukti ulama itu menjalin dan menghubungkan pernikahan Putri Tan Sari Kumala dengan Ratu Gipang. Mereka menghadirkan seorang alim/Muallim yang bisa pulang pergi ke kerajaan Sabung sebagai utusan Ratu Gipang.
Dari sinilah kita dapat menelusuri banyaknya alim ulama terdahulu dengan hubungan nasabnya.Terutama seminar yang menyatakan Imam Muhammad Jaber ulama sambas. Versi Neaki tok, neaki keasahkan.
1) Ratu Gipang( Said Qalbi) beranakkan
2) Tan Bangkirang( Pangeran Paku Alam Sri Maha Raja) berankkan
3) Tan Siti menikah dengan PangerannCopo Anom bin Tan Gamat bin Tan Panimbang(Seri Maha raja Ibrahim Amir Shah(1376-1389 M) BIN Tan Gipang
4) Dato Tan Sand, beranakkan
5) Dato Tan Jabar, beranakkan
6) Dato Tan Kasim, berannakkan
7) Dato Kahar, berannakkan
8) Dato Banda, berankkan
9) Dato Tan Mustafa, beranakkan
10) Dato Tan Imam Nuruddin, beranakkan
11) H. Muhammad Arif(Maharfaja Imam Sambas menikah dengan Encik Raka’ak(Biru), beranakkkan
12) H. Muhammad Jabir
Hubungan Sambas kala itu masih kental dengan tukar alim ulama dan silaturahmi dan menetapnya antar ulama ke sambas. Garis keturunan menyatakan adanya hubungan keluarga dan adanya keinginan silaturahmi dan membawa sanak keluarga untiuk belajar agama pada kerabat yang dikenal. Hingga akhirnya lahir ulama Sambas, Seperti diatas, juga yang di kenal seantero negeri yaitu Syeikh Ahmad Khotib Sambas, Imam Jaber, H. Basuni Imran, Nuruddin Mustafa dan lain-lain. Ulama pendatang juga banyak mengajar di Sambas seperti Syeikh Abdul Jalil al Fathani dari Thailand Selatan dibawa Opu Daeng Kemasih dan Sultan Ke 3 Sambas, Syeikh Datok Cane Filifina di Tekarang datang dari Filifina adanya suaka Sultan Sambas kala itu, Syeikh Ranam Tj Rengas datang berdagang dan menyebarkan agama, dan banyak lagi lainnya.
Kembali disebut Serambi Mekah juga karena adanya cosmopolitan yaitu pengaruh dikenalnya sambas dengan banyaknya ulama kategori lain yaitu:
1) Titik awal ke Kota Mekah untuk keberangkatan Haji
2) Menjadi rujukan atau fatwa(istifta) orang dahulu dalam masalah keagamaan
3) Terlaksananya praktik keagamaan dalam pemerintahan, hingga sekarang
4) Terbangunnya suasana religious dan rasa menghargai antar masyarakat kala itu
5) Lahirnya banyak kitab karangan ulama lokal yang mendunia
Batang belian didaki susah
Kalau jatuh remason obatnya
Sekian dari Neaki bekesah
Kalau ada yang salah mohon pebetulannya
Kalau sumur di masuki ondan
Coba kita kais dengan tali
Kalau umur masih di badan
Boleh kita bekesah kembali@
Hi…hi…
Komentar
Posting Komentar