BELALEK’ TRADISI SAMBAS

SAMBAS – Belalek dalam masyarakat orang Sambas merupakan suatu tradisi yang sudah lama terjadi. Belalek’ ini merupakan ajang Kerjasama antar sanak keluarga dan handai taulan masyarakat Sambas. Masyarakat Sambas yang mayoritasnya Melayu memberikan sebuah contoh usaha kerja sama dalam hidup bermasyarakat. Kamis, (17/6/2022). Belalek’ ini bisa juga kita artikan kegiatan bersama-sama atau bergantian. Bila kita bekerja dibantu orang lain, maka kita harus juga membantunya. Belalek’ ini diawali dengan kata sepakat atau kesepakatan antar anggota yang akan melaksanakan belalek(Kerjasama). Misalnya dulu masyarakat Sambas ingin mengerjakan sebidang sawahnya(Sambas: Borong), maka mereka akan pergi bersama-sama setelah sepakat untuk saling membantu tuan pemilik atau pengolah sawah. Jadi pemilik tanah atau pengolah sawah akan menyiapkan makanan sealakadarnya. Mereka mengerjakan sawah itu dengan perjanjian akan mengerjakan sawah mereka yang ikut dalam kegiatan belalek’ itu. Dalam kata lain team belalek’. Jika mereka beranggotakan empat belas orang, maka semua anggota akan bergantian mengerjakan sawah di antara team belalek’ itu. Rasa gotong royong dan ikalas ditunjukkan dalam kegiatan belalek’. Contohnya mereka bekerja dengan sukarela, mereka tidak membedakan kawan yang sederhana dan mampu. Jika hidangan dalam menjamu tamu setelah belalek itu sederhana, mereka tetap bersama-sama menyantap dan menikmati hidangan itu. Belalek’ ini tidak memerlukan upah berupa uang. Walaupaun orang dulu setelah belalek’ menyediakan makanan dan minuman dengan semampu tuan sawah, mereka tatap memiliki rasa tanggung jawab dalam kegiatan belalek’ sampai team itu semuanya selesai bergilir menyelesaikan sawah mereka secara bersama-sama. Kegiatan belalek’ mengerjakan sawah mislanya: 1. Menyemai bibit padi(Sambas: encamai padi) 2. Menebas rumput dan mencangkul tanah 3. Memuntal(membulatkan rumput hingga bulat dan dibiarkan busuk digenangi air sawah) 4. Mengirai rumput atau menebarkan rumput busuk(Sambas: rebak) 5. Menandur sawah(menanam bibit padi ke areal sawah) 6. Merumput gulma di antara tanaman padi. 7. Beranyi(memanen padi) 8. Mengirik padi(memisahkan biji padi dari tangkai dengan cara diinjak-injak) 9. Menumbuk padi menjadi beras 10. Semberapian(selamatan setelah panen denagan makan bersama-sama) bersa baru itu.
Dalam belalek’ yang biasanya dilaksanakan sesuai perjanjian. Misalnya jika mereka belalek’ atau bekerjasama satu hari, maka selesailah dalam satu hari perjanjian belalek’. Semuanya bekerja dalam satu hari setiap team untuk sawh masing-masing nantinya. Setelah mereka bekerja belalek’ setengah hari biasanya mereka beristirahat dalam pondok yang dimiliki tuan pemilik sawah. Disini juga mereka akan melakukan Kerjasama selayaknya keluarga dan teman akrab. Mereka akan memasak masakan untuk hidangan siang itu. Mereka akan semberapian. Semberapian atau memasak makanan bersama-sama. Mereka memulai mencari sayur di sekitar sawah sama-sama, menyiangi sama-sama, dan memasaknya juga bersama-sama dengan penuh rasa kekeluargaan. Dalam semberapian mereka juga ada kerjasama(Belalek’). Mereka memasak bersama-sama bergantian nantinya setiap bekerja di sawah tuan rumah. Atau juga memasak makanan bersama-sama dengan bergantian seperti syukuran panen dan makan nasi baru dalam adat masyarakat Sambas. Hal itu masih hidup dalam masyarakat Sambas hingga sekarang. Kata-kata “makan beras baru” artinya mereka bersyukur atas anugerah Allah SWT atas nikmat hasil panen. Hingga mereka belalek9bekerja sama bergantian) dalam syukuran semberapian makan nasi baru hasil panen setiap penduduk. Mereka juga mengundang(Sambas: menyarok’) secara bergiliran juga yang diatur oleh tokoh agama masyarakat Sambas(Pak Lebay). Kegiatan Belalek’ ini bukan saja dalam pengerjaan sawah saja, tetapi semua bidang kegiatan masyarakat Sambas. Semisalnya kegiatan dalam pesta pernikahan dari meramu kayu untuk bangunan taruf hingga kegiatan selesai, mereka bergotong rotong saling membantu itulah juga disebut belalek. Mereka yang ikut andil dalam kegiatan gotong-royong itu suatu saat mereka juga akan dibantu orang dalam acara ini dengan kata lain belalek’. Belalek ini masuk dalam ranah kegiatan kerjasama, sama-sama suka dan penuh dengan keiklasan. Melalui kegiatan belalek’ ini masyarakat Sambas dulunya mempunyai rasa gotong -royong yang tinggi. Mereka mempunyai rasa kekeluargaan yang tinggi. Masyarakat Sambas juga dengan kegiatan belalek’ ini mempunyai rasa keiklasan yang tinggi. Mereka belalek juga dapat menimbulkan rasa persatuan dari kegiatan silaturahminya. Inilah manfaat budaya belalek’ yang dulunya telah tercipta secara alami dan terus menerus terjalin dalam masyarakat Sambas khususnya di daerah pedesaan. Sebagai masyarakat yang menjaga rasa kerjasama, gotong royong, dan adat istiadat yang baik, maka hal ini perlu dilestarikan. Belalek merupakan sebuah kearifan lokal tak benda yang unik. Salah satu belalek lainnya dengan kata baru adalah”persatuan”. Di desa kata-kata persatuan ini sering terdengar. Ini juga merupakan salah satu contoh belalek’. Persatuan ini mereka mengumpulkan barang, uang, dan segala tenaga untuk mensukseskan suatu kegiatan. Sebagai contoh kegiatan pernikahan. Mereka belalek bekerja dan mendirikan taruf(tenda) dan mengumpulkan bahan-bahan perlengkapan acara pernikahan.
Mereka bergantian dalam kegiatan ini. Sesiapa yang ikut bekerja dalam mendirikan taruf atau tenda di masyarakat, maka mereka akan bergantian membantu orang yang ikut andil dalam kerjasama ini. Seperti ada perjanjian moral dan adat dalam kehidupan mereka. Inilah belalek. Guntur, S.Pd.SD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJE’ KEMPONAN

MENGUAK KISAH MISTERI MAKAM RAJA TAN TIMBUL PASEBAN

RAJA SAMBAS TERTUA DENGAN BUKTI OTENTIK