KERAMAT LUMBANG SAMBAS

SAMBAS – Keramat Lumbang adalah nama sebutan bagi sebuah tokoh yang menjadi nama sebuah desa di salah satu kecamatan Sambas Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Sebutan daerah itu yang masyur adalah Desa Lumbang, Dusun Keramat. Lumbang Keramat adalah daerah yang berada di Selatan pasar Sambas atau terminal lama Kota Sambas. Kamis, (26/5/2022). Bekesah adalah cara untuk menyampaikan sebuah cerita yang mungkin digemari kaula muda dan anak-anak agar mau membaca literasi sejarah lokal. Maka dari inilah Neaki mencoba melestarikan kisah cerita atau sejarah lokal Sambas khususnya dan sejarah nasional pada umumnya. Adapun Keramat lumbang adalah seorang tokoh Ulama Alim nan Wara’. Ketinggian Ilmu Tauhid, Syariat, Tasawuf, dan bidang ilmu lainnya ia peroleh dari sekolah Pesantren dari Fathani Thailand Selatan. Nama sebenar Keramat Lumbang adalah Syeikh Abdul Jalil Al Fathani. Ia adalah saudara seperguruan Syeikh Fakih Al Fathani keramat Pokok Sena Mempawah yang jga berasal dari Thailand Selatan. “Keramat”adalah istilah yang dimunculkan oleh masyarakat Sambas bahwa suatu daerah itu mempunyai kemulian atau kelebihan tertentu( Pabali Musa, 2008:179). Fathani Tahailand adalah Kerajaan islam yang telah eksis sejak abad ke-15 M. Dan banyak melahirkan tokoh dan ulama yang alaim seperti Syeikh Daud Al Fathani, Muhammad Shalih al-Fathani,dan Ali bin Ishaqn al-Fathani, ketiga ulama ini sempat berguru kepada Syeikh Muhammad Bin Abdul Karim al-Samman(Lahir. 1719 M), pendiri tariqah Sammaniyah. Dan tidak lepas dari tokoh Fathani yang terkenal dengan hubungan ajaran agama dari peran tokoh dan ketertarikan dengan kharismatik sang Syeikh maka negeri Fathani yang merupakan banyak para dai, maka sudah sewajarnya mereka mengikuti dan mencari tokoh guru yang seirama dengan tokoh yang berasal dari daerahnya. Dengan kata lain mengikuti jejak ilmu dan alur keguruan orang yang sama asalnya dengan panutannya. Begitu juga dengan tokoh Syeikh Abdul Jalil al-Fathani Lumbang Keramat ini. Ia berguru dan melanglang buana ke seantero negeri untuk belajar agama dan mendalami islam kepada tokoh sepuh gurunya yang aliran ilmunya juga berasal atau menyangkut paut dengan ulama berbau Fathani atau sahabat dari guru ke guru mereka. Syaikh Abdul Jalil Al Fathani yang kita kenal sekarang ini makamnya terletak di desa Lumbang tepatnya di Dusun Keramat. Sekitar 3 Km dari pusat kota Sambas. Kisah perjalanan Serita Syeikh Abdul Jalil Al Fathani akan Neaki ceritakan begini’… Semenjak penyebaran Islam di Kalimantan Barat sekitar tahun 1511 M. Malaka jatuh ke tangan para penjajah Portugis sekitar tahun 1511 M tersebut. Maka kerajaan Melayu semuanya menjadi ajang jajahan Portugis. Maka berpindahlah orang-orang Melayu karena ingin bebas. Mereka pindah ke Johor, kemudian pindah ke Riau, melalui kepulauan Tembelan, Siantan, dan Natuna terus ke Sambas dan terus nanti melewati negeri di Kalimantan, walau ada sebagaian yang mampir ke Sambas ini. Syeikh Abdul Jalil Al Fathani dan saudara seperguruannya Syeikh Fakih Al Fathani atau keramat pokok Sena Mempawah waktu itu memang seiya sekata dalam berdakwah. Syeikh Abdul Jalil Al Fathani ini berlayarlah dari negeri Fathani karena adanya perang saudara dan huru-hara kerajaan pengaruh pihak asing. Ia menjalankan dakwah dengan damai dan bebas. Ia berlayar menuju pulau-pulau kecil sekitar Kalimantan. Waktu itu ia berangkat bersama saudara seperguruannya Syeikh Fakih Al Fathani menuju Pulau Temajo yang mana mereka membing para bajak Laut hingga menjadi isyaf dan alim. Mereka pun pergi ke kerajaan Mmepawah atas permintaan Sultan Mempawah saat itu. Saat itu penguasa Mempawah adalah Opu Daeng Manambon Ibni Opu Tendriborang Daeng Rilleke’. Maka pada tahun 1735 M ini Syeikh Fakih al Fathani dan saudara seperguaruannya Syeikh Abdul Jalil Al Fathani berdiamlah di negeri Mempawah. Mereka mengajar Agama Islam dan membimbing penduduk di Mempawah. Waktu itu di negeri Mempawah Mufti kerajaannya adalah Habib Husein Al Qadry. Maka Opu Daeng Manambon dari kisahnya lebih banyak berguru kepada Habib Husein Al Qadry yang mana ia mengajarkan ilmu Tasawuf yaitu tariqah Qadiriyah, dan Tariqat Naqsabandiyah dan Sang Habib lebih suka mengamalkan Ratib Hadat dan Thariqat Qadiriyah dan Thariqat Naqsabandiyah. Di sinilah Opu Daeng Manambon juga berguru kepadanya akan Tariqah ini. Dan sang Habib berpesan jika ia telah tiada yang mengantikannya menjadi Mufti kerajaan Mempawah adalah Syeikh Fakih Al Fathani. Dari sini jugalah inisiatif Opu Daeng Manambon selaku penguasa atau Sultan saat itu untuk memberikan mandatnya kepada adiknya Opu Daeng Kemasih yang telah pun ada di Negeri Sambas untuk menjemputnya Syeikh Abdul Jalil Al Fathani. Hubungan kekeluargaannya juga terlihat antara Istri Opu Daeng Manambon yaitu Putri Kesumba dari Kerajaan Sukadana binti Sultan Zainuddin adalah masih sepupu dari Sultan Sambas Sultan Umar Akamuddin 1. Maka dijemputlah Syeikh Abdul Jalil Al Fathani ini ke negeri Sambas oleh Opu Daeng Kemasih atas saran perundingan bersama Syeikh Abdul Jalil Al Fathani, Opu Daeng Manambon, dan Sultan Sambas Kala itu. Hubungan kedua kerajaan ini sangat erat sekali dengan adanya ulama yang wara’ ini ditambah adanya Mangkubumi Sambas yang sangat disegani di nusantara kala itu. Apalagi ilmu keagamaanya serta kewara’annya juga kharimatik sekali. Maka dijemput dan titempatkanlah Syeikh Abdul Jalil Al Fathani ini ke sebuah negeri dalam wilayah kesultanan Sambas sekitar tahun 1725 M-1747 M hingga masa perkembangan islam saat itu. Setelah mengadakan temu ramah dan perundingan dalam Istana Sambas akan tempat dan domisili sang Syeikh, maka Pangeran mangkubumi selaku tangan kanan Sultan mendampingi sang Syeikh untuk memilih sendiri tempat tinggalnya. Layar pun terkembang. Perahu itu melaju menyusuri sungai Berau Sambas. Para prajurit dipimpin Mangkubumi Sambas kala itu mengawal keamanan Sang Syeikh. Maka kapal melaju dan berbelok kearah kanan sungai berau dan memasuki anak sungai Berau dusun Dagang Barat. Hingga bermuara ke sebuah sungai kecil dan memasuki Dusun Keramat sekarang ini. Wilayah itu adalah hutan belantara dan luas memanjang. Kala itu melumbang jauh atau padang terkambang, dan sangat besar. Mungkin itulah desa itu di sebut Lumbang. Allahu alam bissawab. Setelah mereka mendirikan pemukiman maka Sang Syeikh menjadi tokoh yang dipanuti. Ia menjadi pembimbing agama Islam di daerah itu. Dalam pengajaran berikutnya ia mengajarkan Tauhid(pengenalan akan ketuhanan), Tasawuf, Fikih, dan cabang ilmu lainnya dengan berpegang pada adab dan akhlak yang baik. Di Sambas pada umumnya saat itu Islam pada sekitar tahun 1740 M adalah masa keemasannya. Islam sudah di Sambas sudah di kenal di mana-mana karena kekharismatikan sang Guru yang menjadi Mufti kerajaan Sambas kala itu hingga tahun 1160 H/1747 M. Ilmu yang sering di ajarkan yang merupakan cabang ilmu yang kita kenal sekarang di Sambas adalah fikih menurut Mazhab Syafi’I, dan Ushuluddin menurut faham Abu Hasan Al Asya’ari dan Tasawuf mengikuti imam Shufi yang mu’tabar. Tasawuf yang diajarkan Syeikh Abdul Jalil Al Fathani adalah Tariqah Syathariyah yang diajarkan oleh ulama terkenal Syeikh Abdullah Asy Sythari, dia juga mengamalkan dan mengajarkan Tariqah Naqsyabandiyah yang dikenalkan oleh ulama terkenal Syeikh Bahauddin An Naqsyabandi. Jadi ada Tariqah yang sama anatara Habib Husein Al Qadry yang diajarkan kepada Opu Daeng Manambon dan Tariqah Naqsabandi yang di ajarkan Syeikh Abdul Jalil Al Fathani yang juga dipelajari oleh Opu Daeng Kemasih. Antara Sambas dan Mempawah saat itu terjalin Kerjasama diplomasi yang baik. Keramat Lumbang atau yang dikenal sekarang Lumbang Keramat adalah sebuah dusun Lumbang Keramat di Desa Lumbang Kecamatan Sambas. Hal ini tidak lepas dari sosok Sang Syeikh terkenal kewara’annya Syeikh Abdul Jalil Al Fathani. Dalam masa hidupnya mengabdikan diri di negeri Sambas sangat tawadhu orangnya. Ia mempunyai kelebihan dan kewibawaan atau yang kita kenal karomahnya. Karomahnya inilah yang nanti kita sebut “Keramat”. Karomah sang Syeikh ini adalah semasa hidupnya ia mampu menghitung jumlah pelepah kelapa yang akan jatuh ke tanah, ia mampu memprediksikan hujan, dan dapat mengartikan situasi dan tanda banjir atas tingkah laku semut dan lainnya. Setelah wafatnya sekitar makamnya tiada tergenang air bah atau air banjir saat itu hingga banjir tahun 1975 M hingga 1985 M makam ini tiada digenangi air. Air hanya mengelilingi bagian makam saja. Allahu alam bissawab. Akhirnya kita sekarang mengenal itu dengan nama Lumbang keramat atau Keramat Lumbang.Guntur, S.Pd.SD.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJE’ KEMPONAN

MENGUAK KISAH MISTERI MAKAM RAJA TAN TIMBUL PASEBAN

RAJA SAMBAS TERTUA DENGAN BUKTI OTENTIK