UNIKNYA KUE PASONG IKON TRADISI 7 LIKUR RAMADHAN SAMBAS

SAMBAS – Melayu Sambas dalam tradisi tujuh likur merupakan tradisi unik dan baik. Kegiatan ini dilaksanakan saat 27 Ramadhan atau tiga hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, Kamis, (27/4/2022). Kegiatan yang diadakan oleh penduduk Melayu Sambas ini adalah dalam rangka mensiarkan bulan Ramadhan setiap tahunnya. Pada tahun ini tujuh likur atau likuran jatuh pada Kamis 28 April 2022 yang pada bulan Ramadhan 27 Ramadhan 1443 H. Menurut Ibu Mariani bahwa tujuh likur adalah budaya orang melayu dalam bulan Ramadhan dengan membuat Kue Pasung. Tujuh likur dihitung dari hari ke 21 Ramadhan yang mana malam ke 21 adalah 1 likur, malam ke 22 Ramadhan 2 likur, Malam ke- 23 Ramdhan 3 likur, malam ke 24 Ramadhan 4 likur, malam ke 25 Ramadhan 5 likur, malam ke 26 Ramadhan 6 likur, malam ke 27 ramadhan 7 likur, hingga hari ke 10 terakhir Ramadhan berakhir. Likur menurut Bahasa Sambas adalah hari berakhirnya masa bulan besar menjadi bulan kecil. Atau dengan kata lain adalah masa habisnya anak bulan terang dalam masa Ramadhan menuju Syawal. Kue pasung yang dibuat orang-orang melayu Sambas akan dibagikannya kepada tetangga terdekat dan handai taulan. “kue Pasung dalm tujuh likur dibuat untuk menandakan bahwa puasa tinggal 3 hari lagi. Dalam acara tujuh likur ini orang-orang akan menyalakan obor atau penerang dari bambu yang diberi minyak tanah. Hal ini supaya orang dalam beraktivitas ke surau atau masjid, melaksanakan tarawih, tadarrus dalam suasana jalan yang terang.” Masyarakat Melayu Sambas zaman dulu dalam tradisi tujuh(7) likur, mereka membuat kue pasung memang unik. Dari tepung beras biasa yang dikisar dan dicampur santan dan gula merah dapat menciptakan kue yang enak dan legit. Adapun proses pembuatan kue pasung dalam menyambut tujuh likur adalah sebagai berikut: Bahan-bahan dan alat: 1. Tepung beras (200 gram) 2. Santan kelapa (500 ml) 3. Gula merah (150 gram) 4. Daun pisang( secukupnya) 5. Batang pisang(kedebung) secukupnya 6. Kapur Sirih ( 1/2 sendok makan) Cara pembuatan: 1. Buat adonan: campurkan bahan tepung beras, santan kelapa,kapur sirih, dan gula merah 2. Aduk adonan hingga rata 3. Buat wadah seperti kerucut(Sambas: pasung) ukuran 1,5 cm. 4. Cincang atau potong batang pisang( Sambas: Kedebung) halus seperti dadu ukuran 0,5 cm atau 1 cm. 5. Masukkan cincangan kedebong pisang ke dalam panic kukus dan beri air lalu jarangkan dengan api di tungku 6. Masukkan Wadah kerucut( pasung) 7. Tuang adonan Pasung dengan ukuran ½ wadah 8. Tutup panci tunggu matang 9. Tanda matangnya( menusuk kue pasung dalam panci dengan lidi kelapa, bila sudah tiada adonan yang menempel tandanya adonan matang menjadi Kue pasung) 10. Sajikan Maksud dan tujuan likuran dengan membuat kue Pasung ini adalah bahwa dalam bulan puasa kita tetap menjaga hawa nafsu hingga menjelang hari kemenangan. Bahwa setan -setan yang menjadi hawa nafsu kita dipasung atau dikekang agar tetap ingat dengan ibadah kita. Ibadah kepada Allah SWT. Melalui kegiatan ini dapat kita petik sebuah manfaat yang banyak. Masyarakat melayu Sambas tahun ini sangat antusias dalam mensyiarkan bulan Ramadhan. Masyarakat dapat memanfaatkan bulan Ramadhan khususnya budaya Likuran dapat meringankan masyarakat sekitar dalam berbuka puasa puasa, melatih untuk bersedekah dan berbagi, memupuk silaturahmi, dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan umat muslim.(Guntur,S.Pd.SD).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJE’ KEMPONAN

MENGUAK KISAH MISTERI MAKAM RAJA TAN TIMBUL PASEBAN

RAJA SAMBAS TERTUA DENGAN BUKTI OTENTIK