Sambas punya cerita. Neaki Gun nakbercerita atau bekesahlah i.
Jembatan Sungai Sambas Besar, menjadi kebanggaan orang Sambas. Sebagian mengatakan Kebanggaan Urang Sambas.
Jembatan yang diimpikan ini akhirnya diresmikan pada Senin, 3 Maret 2025 M(3 Ramadhan 1446 H).
Jembatan yang mulai diprogramkan dibangun sekitar 2021-2024 oleh Kementrian PUPR melalui Badan Pelaksana Jalan Nasional(BPJN) ini mempunyai panjang 1.262 m atau 1, 262Kkm,dengan lebar 11 M. Adapun dana yang terealisasi adalah Rp. 479,7 Miliar rupiah.
Peresmian jembatan ini terjadi pada masa pemerintahan Bupati Sambas H. Satono, S. Sos.I., MH. dan H. Heroaldi Djuardi Alwi,S.T., M.T. dalam jabatan 2025-2030.
Suka cita masyarakat sambas menunjukkan betapa gembiranyamereka dengan berkunjung ke tempat tersebut. Pagi hingga malam, mereka berswa foto, jogging, dan sekedar menyaksikan keindahan dari atas jembatan sebuah pemandangan nan alami serta indah.
Dari tua hingga muda turut bersantai di atas jembatan tersebut.
Tak ayal jembatan macet dan ramai.
Halitu lumrah untuk sebagian atau umum untuk mengeksfresikan kegembiraan mereka dari sekian lamanya terpendam.
Ya penulis saja semenjak tahun 1991 semenjak SD sudah sering menyeberang ke Negeri Jawai untuk berkunjung ke rumah keluarga serasa meloncat tertawa sumringah saat menginjakkan kaki di jembatan Sungai Sambas Besar ini.
Jembatan ini menghubungkan antara Desa Makrampai Tebas ke Tekarang Jawai di Kabupaten Sambas.
Ungkapan kesenangan warga Sambas dengan berduyun - duyun berkunjung ke tempat ini adalah panggilan alami. Luahan emosi yang terpendam.
Senyum dikullum, senyum lebar, senyum terjerengeh, senyum lebar semuanya terlihat dari wajah mereka.
Bahkan sebagian ada yang buka puasa di tepi jembatan dengan berbekal nasi dari rumah,caprot, bingke, putri salad, putri mandi, kelappon pancit, Nage sari, Sari Mukke'Kussoy bandong, eh... lalu lah belior nulisnye' Tok, dalam bahase Sambas.
Ada yang berbeli jajanan di sekitar Pasar Tebar, duduk-duduk santai di aspal jalan utama, berdagang di trotoar jalan,
hal ini suatu ungkapan emosi yang tidak bisa kita kira.
Ada sebagaian remaja-remaji yang berswa foto dari rumah sudah dari subuh masih mengenakan baju tidur, ada yang bergegas janjian dan memakai baju yang sama warnanya, ada yang lupa sendal, ada yang memakai sendal lain pasangannya, ada juga yang memakai sepatu umaknye, ada yang lupa memakai kacamata hitam, terbawa kaca mata Neakinye yang warna hitam kebiruan, ada juga yang sakin panik diajak temannya memakai celana jeaans kemarin waktu menyuek(Mengupas) kelapa, ada yang memakai baju kebanggan mereka, ada yang memakai daster, ada juga yang memakai songkok habis sholat subuh, ada juga yang belum sempat berkemas, hal ini sakin gembiranya dari panggilan batin merekauntuk menuju jembatan baru ini.
Transfortasi yang lancar membuat petani, pedagang, dan pekerja lainnya lancar dan cepat mencapai tujuan.
Barang dagangan yang biasanya menambah biaya angkut, kini agak murah.
Peresmian jembatan ini dimulai dengan adat Sambas.
Terlihat seorang sepuh waktu itu memimpin acara Bepappas untuk acara keselamatan dan tolak abala.
Hingga kini abnahyak para wisatawan dari luar kota Sambas yang hilir mudik ke daerah Jawai. Diantara mereka ada yang datang dari Jakarta, Palembang, Batam, Palangkaraya untuk berkunjung ke Tekarang.
Apalagi saat itu ada Acara Cap Gho Me dan ulang tahun Kemenag Sambas.
Diantara mereka ada yang berziarah ke makam wali Allah di Tekarang dan lain sebaginya.
Ke toko beli kebaya
membawa handphon keren tak terkira
Info ini banyak gurauannya
mohon dimaafkan bulan puasa
Rotan dibeli besar bersisik
sisik berduri dari sungai Mentawa
Jembatan Sungai Sambas Besar emang unik
Neaki datang meloncat tertawa sakin gembira
Jembatan Sungai Sambas Besar Aikon Budaya
Terpahat unduk-unduk di atas Jembatan
Mari Beramai-ramai kita memeliharanya
Agar anak cuccok' Sambas dapat bagian
sekian dari Kesah Neaki GUN.
Semoga Jembatan ini tetap kita jaga dan rawat. Sebagai ungkapan syukur kita kita sama-sama merawat dan menjaga aset daerah ini.
Guntur, S.Pd. SD
Komentar
Posting Komentar